Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung mendukung
strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Pemanfaatan sistem informasi dalam
suatu organisasi dapat optimal apabila direncanakan dengan baik dalam suatu perencaan srategis.
Salah satu stretegi dalam meningkatkan daya saing adalah melalui pengembangan peran sistem
informasi dalam perusahaan. Jika sebelumnya peranan sistem informasi hanya sebagai proses
penunjang saja dalam memperoleh data dengan titik berat pasa efisiensi biya operasional
minimalisasi risiko operasi dari berbagai fungsi perusahaan, maka pada saat ini peranannya telah
berubah menjadi alat stratergik dalam perusahaan untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penyusunan dan pengembangan perencanaan strategi
informasi merupakan upaya peningkatan peranan fungsi dan nilai sistem informasi setiap unit
kegiatan manajemen dan operasinal perusahaan untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Perencanaan yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan, terutama sebelum mengambil suatu
keputusan. Dengan dilakukannya perencanaan maka diharapkan hasil atau target yang ingin
dicapai mempunyai gambaran berdasarkan tolak ukur dari perencanaan yang telah dilakukan
sebelumnya. Untuk melakukan perencanaan, dapat didukung oleh dua faktor, yaitu computer dan
komunikasi terutama dari pihak-pihak yang terkait dalam hal yang ingin dilakukan. Kedua faktor
tersebut dapat menggunakan tegnologi sistem informasi sebagai penunjangnya.
Dasar-Dasar Keunggulan Strategik
Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat
adalah pendukung majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorongn upaya untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang
signifikan pada berbagai bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjaga terhadap
ancaman pendatang baru. Perusahan tidak hanya perlu bersaing dengan perusahaan di pasar,
tetapi juga harus menciptakan hambatan yang signifikan terhadap masuknya kompetisi baru.
Internet telah menciptakan banyak cara untuk memasuki pasar secara cepat dan dengan biaya
yang relatif rendah. Dalam dunia internet, sebuah perusahaan besar dapat memiliki ancaman
pesaing potensial yang mungkin hanya merupakan perusahaan yang baru berdiri.
Ancaman akan suatu produk pengganti merupakan kekuatan kompetitif yang dihadapi
bisnis. Pengaruh ancaman ini terlihat hampir di setiap jenis industri, terutama pada periode
kenaikan biaya atau inflasi. Ketika harga maskapai terlalu tinggi, orang beralih ke mobil, travel
untuk liburan mereka. Jika biaya steak terlalu tinggi, orang makan hamburger. Sebagian besar
produk atau jasa memiliki beberapa macam pengganti yang tersedia untuk konsumen.
Akhirnya, sebuah bisnis harus waspada terhadap kekuatan daya tawar dari pelanggan dan daya
jual dari pemasok. Jika daya tawar pelanggan terlalu kuat, mereka bisa mendorong harga ke
tingkat yang sangat rendah atau menolak untuk membeli produk atau jasa. Jika daya tawar
pemasok terlalu kuat, dapat memaksa harga barang dan layanan sangat tinggi atau dengan
membatasi suplai komponen yang dibutuhkan dalam jumlah minimum.
Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu
menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang
lebih tinggi.
Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau
mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk
fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang
unik/niche market.
Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan
produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /nichemarket. Hal ini juga dapat
melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau mendistribusikan
produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa,
ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam
produk dan jasa terkait.
Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan
perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan
"perusahaan virtual," atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian distribusi
antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Keunggulan kompetitif
Menurut Tangkilisan, keunggulan kompetitif adalah menunjuk pada kemampuan sebuah
organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang
menguntungkan berkaitan berkaitann dengan perusahaan ;ainnya. Keunggulan kompetitif
muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan
dengan sebuah organisasi pesaingnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badudu-Zain, dinyatakn bahwa
keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan. Bertitik tolak dari kedua
sumber diatas bahwa keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh organisasi
dimana keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan organisasi lainnya
untuk mendapatkan sesuatu.
Keunggulan kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan
berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa
bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi
pesaingnya (Setiawan, 2006). Kemudian di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa
keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan.
Sumber keunggulan kompetitif
Sumber kenggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang ia
nikamti sepadan atau lebih besar dari biaya yang ia keluarkan. Contoh, anda potong rambut di
salon yang sangat mahal. Jika hanya melihat harga yang mahal anda pasti berpikir ulang untuk
potong rambut di sana rambut anda dipotong oleh pemotong rambut beberapa artis terkenal.
Karena ia tukang potong artis terkenal anda memperoleh value berupa potongan ranmbut yang
bagus dan juga rasa bangga anda jua sekelas dengan artis paling tidak pada selera potong
rambutnya.
Sumber keunggulan kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk anda
tidak mudah di contoh atau di-copy oleh pesaing anda. Contoh anda mempunyai warung bakso
yang cukup laris. Tiba-tiba ada pesaing yang membuka warung bakso di dekat warung anda. Ia
menyajikan bakso dan aksesorisnya mirip dengan bakso di warung anda. Rasa desain warung
hingga seragam karyawannya sangat mirip dengan warung anda. Anda mungkin akan kehilangan
sebagian pelanggan anda bahkan munkin perpindahan pelanggan bakso itu bisa makin besar jika
pesaing anda iu menyajikan ‘value’ tambahan seperti kuah yang lebih gurih dan sebagainya.
Agar tidak tergerus oleh pesaing agresif itu warung bakso anda harus unik rasanya harus
‘khas’ sedemikian rupa sehingga pesaing anda suit untuk menirunya. Contoh kaldunya anda
‘kulakan’ langsung dari pabrik abon di kota lain sehingga ‘kegurihan’ kuah bakso anda benar-
benar mampu membuat pembeli ketagihan. Jika itu bisa anda lakukan maka bisnis anda akan
lestari dan bahkan berkembang pesat.
Kekuatan menentukan daya tarik
Persaingan dalam industri di Imdonesia semakin berkembang dengan adanya pesaing lama
yang memperluas pasarnya dan pesaing-pesaing baru muncul untuk merebut pasar dari pesaing
lama, sehingga masing-masing perusahaan berusaha mempertahankan posisi pasar untuk
berhadapan dengan pesaing-pesaing. Berikut ini Michael Porter mengidentifikasikan lima
kekuatan dalam menentukan daya tarik struktural segmen yaitu:
1. Pendatang baru
Pesaing baru memiliki hambatan-hambatan dalam memasuki pasar karena dalam memasuki
pasar, suatu produk memerlukan diferensiasi dari produk pesaing, juga dibutuhkan modal yang
besar, biaya untuk berpindah supllier, pendistribusian yang tepat dan memperhatikan aspek
kebijakan pemerintah. Dalam industri hambatan pendatang baru untuk memasuki pasar adalah
pesaing lama yang telah menjadi market leader. Pesaing lama selalu memonitor pesaing baru
dengan memanfaatkan kelemahan dari produk pesaing, sehingga pendatang baru tidak dapat
berkembang dan merebut pasar. Dengan menggunakan strategi fighting brand, yaitu
menggunakan merk baru dari produk sejenis yang harganya jauh lebih rendah, serta
mengandalkan biaya iklan dan promosi yang lebih rendah. Produk ini biasanya dibuat oleh
pesaing dalam jangka waktu yang terbatas dan dalam wilayah pasar tertentu. PT Wings Group
mengeluarkan deterjen Daia dan So klin yang bersaing melawan Rinso yang dikeluarkan oleh PT
Unilever.
2. Pembeli
Pembeli akan selalu berusaha untuk mencari produk yang memiliki harga lebih murah namun
tetap memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi. Hal ini membuat para pesaing saling
beradu untuk memenuhi keinginan konsumen tersebut. Kekuatan posisi tawar menawar pembeli
akan meningkat apabila:
1. Produk memberikan biaya yang besar bagi konsumen
2. Produk tidak berbeda
3. Tingkat pendapatan konsumen rendah
4. Pembeli memproduksi sendiri
5. Pembeli tidak tahu harga
6. Adanya substitusi produk
Selama ini produk yang dihasilkan oleh PT Wings Group cenderung lebih rendah dari PT
Unilever. Misalnya jenis shampoo yaitu Emeron yang harganya lebih murah dibandingkan
dengan Sunsilk atau Zinc yang lenih murah dari Clear. Wings Group meluncurkan produk yang
sesuai dengan kualitas dan harga untuk pasar yang ingin dituju.
3. Pemasok
Kekuatan pemasok akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi sebuah industri,
terlebih jika jumlah pemasok bahan baku tidak banyak maka pemasok dapat menetapkan harga
yang tidak rendah selain itu lokasi pemasok yang jauh akan menambah besar biaya untuk
pengadaan bahan baku. Selain itu bahan baku atau produk substitusi sangat sedikit serta meiliki
biaya berpindah pemasok yang tinggi, dan penawaran yang terbatas. Oleh karena itu untuk
menghindari tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan keterbatasan bahan baku
dari pemasok, produsen sebaiknya memiliki industri yang memproduksi bahan baku (industri
hulu) untuk proses produksi. Wings sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi produk
deterjen di Indonesia memiliki pabrik yang memproduksi bahan baku untuk produk deterjen
mereka sehingga mereka tidak memiliki gangguan dalam hal pasokan bahan baku. Bahkan
perusahaan Unilever Indonesia pun memilih Wings untuk memasok bahan baku produksi
deterjen mereka.
4. Substitusi
Produk substitusi merupakan ancaman yang besar bagi produk lain karena selain mampu
menjadi produk alternatif dari sebuah produk yang ada, dapat juga merebut pasar dari sebuah
produk yang disubstitusikan. Biasanya produk substitusi memiliki harga yang murah dan
menggunakan teknologi yang baru, sehingga perusahaan harus cermat mengamati perubahan
harga produk substitusi yang menjadi ancaman bagi produk perusahaan tersebut, jika kemajuan
teknologo atau persaingan meningkat di industri substitusi, maka harga dan laba dalm segmen
akan menurun. Dari hasil pengamatan di pasar menunjukan bahwa produk substitusi dari PT
Wings adalah produk deterjen So klin yang sebenarnya ditujukan untuk mencuci pakaian secara
menual (tanpa menggunakan mesin cuci) tapi tetap digunakan untuk mencuci dengan
menggunakan mesin cuci.
5. Pesaing
Semakin banyak pesaing industri maka semakin tinggi tingkat persaingan, karena pesaing
saling bersaing untuk menjadi market leader di pasar dan untuk memiliki market share yang
besar. Persaingan ini sangat jelas terlihat antara Unilever dan Wings. Wings berusaha
“menempel” ketat Unilever dalam meluncurkan produk-produknya, misalnya So klin vs Rinso,
Nuvo vs Lifebuoy, Ciptadent vs Pepsodent, Zinc vs Clear dan sebagainya. Selain itu tingkat
persaingan yang tinggi juga dipengaruhi oleh pertumbuhan industri yang lambat, tingginya biaya
tetap (fixed cost) perusahaan, dan persaingan secara personal antara pesaing dengan pesaing
lainnya.
Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi
Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan membantu
dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam hal adalah tujuan.Sistem
Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat
membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.
Hal ini menciptakan sistem informasi strategis, sistem informasi yang mendukung atau
membentuk posisi kompetitif dan strategi dari perusahaan bisnis. Jadi, sistem informasi strategis
dapat berupa sistem informasi apapun (TPS, SIM, DSS, dan lain-lain), yang menggunakan
teknologi informasi untuk membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, mengurangi
kelemahan kompetitif, atau untuk memenuhi tujuan strategis perusahaan lainnya.
Dengan adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja
operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi pabrik, sistem
pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh pada kualitas organisasi
Sistem informasi bagi manajer sangatlah penting baik untuk perusahaan kecil maupun besar.
Manajer harus mengidentifikasi jenis- jenis sistem yang dapat dijadikan sebagai keunggulan
strategis bagi organisasinya.
Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran yang teramat sedikit di
bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun jasa. Peningkatan produktivitas
terhadap proses informasi menjadikannya sedikit berbeda dalam produktivitas perusahaan.
Dalam hal ini ada tiga kunci utama yang mendukung teknologi informasi yang dapat
dijadikan aset perusahaan dalam jangka panjang :
1. Sumber Daya Manusia, yaitu para staf penanggung jawab perencanaan dan
pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan, sehingga para staf tersebut
benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap pengoperasian teknologi informasi.
2. Teknologi, Seluruh infrastruktur teknologi informasi, termasuk perangkat lunak dan
perangkat keras dipergunakan secara bersama-sama dalam proses operasional
perusahaan.
3. Relasi, adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen perusahaan
sebagai pengambil keputusan (decision maker).
Membangun bisnis yang berfokus pada pelanggan
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama mereka untuk menjadi bisnis yang berfokus
pada pelanggan terletak pada kemampuan mereka untuk mempertahankan pelanggan agar tetap
loyal, mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang, merespons kekhawatiran pelanggan, dan
menyediakan layanan pelanggan berkualitas tinggi. Fokus strategis atas nilai bagi pelanggan ini
mengakui bahwa kualitas, bukan harga, telah menjadi determinan utama dalam presepsi
pelanggan atas nilai. Dari sudut pandang pelanggan, perusahaan-perusahaan yang secara
konsisten menwarkan nilai terbaik mampu menelusuri preferensi setiap pelanggannya, mengikuti
tren pasar, pasokan produk, layanan dan informasi, kapan saja, dimana saja, dan memberi
layanan pelanggan yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap pelanggan.
Tegnologi internet telah menciptakan peluang strategis bagi perusahaan, besar dan kecil,
untuk menawarkan layanan dan produk yang cepat, responsif, serta berkualitas tinggi yang
disesuaikan dengan preferensi setiap pelanggan.
Tegnologi internet dapat membuat pelanggan menjadi titik pusat manajemen hubungan
pelanggan (Customer Relation Management-CRM) dan aplikasi e-Business lainnya. Situs Web
sistem CRM dan interenet, intranet, dan ekstranet menciptakan saluran-saluran baru untuk
komunikasi yang interaktif dalam suatu perusahaan, dengan para pelanggan, dengan para
pemasok, mitra bisnis, serta pihak lainnya di lingkungan eksternal. Hal ini memungkinkan
interaksi terus-menerus dengan para pelanggan ke sebagian besar fungsi bisnis dan mendororng
kerjasama lintas fungsi dengan para pelanggan dalam hal pengembangan produk, pemasaran,
pengiriman, layanan, dan dukungan teknis.
Biasanya para pelanggan menggunakan Internet untuk mengajukan pertanyaan,
menyampaikan keluhan, mengevaluasi produk, meminta dukungan dan membuat serta
melaporkan pembelian mereka. Dengan menggunakan Internet dan intranet perusahaan, para ahli
dalam berbagai fungsi bisnis di semua perusahaan dapat memberi kontribusi berupa respons
yang efektif. Hal ini mendorong penciptaan diskusi kelompok lintas fungsi dan ttim pemecah
masalah yang dibentuk demi keterlibatan pelanggan, layanan dan dukungan untuk pelanggan.
Bahkan jalur Internet dan intranet ke para pemasok dan mitra bisnis dapat digunakan untuk
mendaftar mereka masuk dengan cara tertentu agar dapat memastikan kiriman tepat waktu atas
berbagai komponen dan jasa yang berkualitas untuk memenuhi komitmen perusahaan pada para
pelanggannya.
Perekayasaan ulang proses bisnis
Salah satu dari implementasi paling penting dari strategi kompetitif adalah perekayasaan
proses bisnis (Business Process Reenginering-BPR), sering kali disebut saja perekayasaan ulang.
Perekayasaan ulang adalah pemikiran kembali yang mendasar dan pendesainan ulang yang
radikal atas proses bisnis untuk mencapai perbaikan yang dramatis dalam biaya, kualitas,
kecepatan, dan layanan. Jadi, BPR menggabungkan strategi untuk mempromosikan inovasi
bisnis agar perusahaan dapat menjadi jauh lebih kuat serta menjadi pesaing yang lebih berhasil
dalam pasar.
Melakukan perubahan yang radikal atas proses bisnis untuk secara dramatis
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas yang mudah. Contohnya, banyak
perusahaan yang menggunakan software Enterprise Resource Planning (ERP) fungsional untuk
merekayasa ulang, mengotomatisasi, dan mengitegrasikan proses manufaktur, distribusi,
keuangan, dan sumberdaya manusia. Sementara banyak perusahaan telah melaporkan
keuntungan yang mengesankan dengan proyek perekayasaan melalui ERP, banyak yang
mengalami kegagalan yang dramatis atau telah gagal mencapai perbaikan yang mereka kejar.
Banyak perusahaan menemukan bahwa pendekatan desain organisasi adalah pelaku
perekayasaan ulang yang penting, bersama dengan penggunaan tegnologi informasi. Contohnya
salah satu pendekatan yang umum adalah penggunaan tim proses mandiri lintas fungsi atau
multidisiplin. Para karyawan dari berbagai departemen dan keahlian termasuk para teknisi,
bagian pemasaran, layanan bagi pelanggan, dan manufaktur dapat bekerja sebagai tim untuk
proses pengembangan produk.
Menggunakan Teknologi Informasi untuk Keunggulan Strategik
Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan sistem informasi strategis, atau hanya
menggunakan IT untuk mendukung efisiensi operasi sehari-hari. Jika sebuah perusahaan
menekankan pada teknologi informasi sebagai startegi bisnis, manajemen akan melihat TI
sebagai pembeda kompetitif utama. Mereka kemudian akan merancang strategi-bisnis yang
menggunakan IT untuk mengembangkan produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan
keuntungan besar dalam persaingan bisnis.
Investasi didalam teknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut
adalah contoh penerapannya.
1. Penerapan teknologi informasi akan meminimalkan biaya bisnis proses, baik
dalam hubungannya dengan konsumen maupun supplier.
2. Meningkatkan service / layanan yang diberikan kepada pelanggan.
3. Pemanfaatan teknologi informasi meminimalkan pesaing.
4. Inovasi produk baru yang melibatkan teknologi informasi sebagai komponennya.
5. Menciptakan pasar yang baru.
6. Meningkatkan kualitas dan efisiensi serta mempersingkat waktu layanan
pelanggan,
7. Menggunakan IT untuk pengembangan bisnis (business development), mengatur
bisnis secara regional dan global.
8. Membangun system informasi yang terhubung dengan internet dan extranet untuk
support hubungan bisnis dengan costumer, supplier, subcontractor, dsb.
Sedangkan strategi kompetitif lainnya adalah dengan cara investasi di bidang teknologi
informasi yang memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI strategis sehingga
mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi ketika
sebuah perusahaan berinvestasi dalam sistem informasi berbasis komputer untuk meningkatkan
efisiensi proses bisnis internal. Kemudian, dengan berbekal platform teknologi strategis,
perusahaan dapat memanfaatkan investasi di bidang TI dengan mengembangkan produk dan
layanan baru yang tidak akan mungkin berhasil tanpa dukungan TI yang kuat. Contohnya saat ini
yang penting adalah pengembangan lebih lanjut jaringan intranet perusahaan dan ekstranet, yang
memungkinkan mereka untuk meningkatkan efek dari investasi sebelumnya dibidang internet
browser, PC, server, dan client / server jaringan.
Jika suatu perusahaan menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan sistem
informasi, membuat aplikasi, dan memasang jaringan komputer maka hubungan antara biaya IT
dan kinerja perusahaan dapat dinyatakan secara sederhana yaitu: manfaat yg diterima melebihi
biaya yang diinvestasikan, karena IT dinilai dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Nilai investasi TI adalah kemampuan organisasi utk mengidentifikasikan dan mengukur
penambahan dampak manfaat dan positif yang berkaitan dengan penerapan TI dalam operasi
bisnisnya.
IT Governance Focus Area (Area focus Tatakelola TI)
Area focus Tatakelola IT Perusahaan
Strategic alignment: fokus pada kepastian hubungan bisnis dan perencanaan TI: penetapan,
pemeliharaan dan validasi usulan nilai tambah TI; dan keselarasan operasi TI dengan operasional
perusahaan.
Value delivery: mengenai pelaksanaan usulan nilai tambah melalui siklus pengantaran,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat untuk strategi, konsentrasi pada optimasi biaya dan
memberikan nilai tambah perusahaan dari TI
Resource management: mengenai investasi optimal, dan manajemen yg sesuai, sumberdaya yg
kritis: aplikasi, informasi, infrastruktur dan orang. Kunci sukses berkaitan dengan optimasi
pengetahuan dan infrastruktur.
Risk Management: memerlukan kesadaran pegawai senior, pengertian yg jelas mengenai resiko
perusahaan, mengerti persyaratan kebutuhan, transparansi resiko bagi perusahaan dan tanggung
jawab manajemen risiko dalam organisasi.
Performance measurement: menjajaki dan memonitor penerapan strategi, pemenuhan proyek,
penggunaan sumberdaya, proses kinerja dan mengantarkan bisnis, penggunaan, contoh, balanced
scorecard yg menterjemahkan strategi ke dalam kegiatan utk mencapai tujuan yg dapat diukur
melebihi akuntasi yg conventional.
Strategis Penggunaan TI untuk Business Process Reengineering
Salah satu implementasi terpenting dari strategi kompetitif adalah rekayasa ulang proses bisnis
(BPR), sering hanya disebut rekayasa ulang. Reengineering adalah dasar pemikiran ulang dan
pendisainan ulang yang radikal dari suatu proses bisnis untuk efisiensi biaya, kualitas, kecepatan,
dan peningkatan pelayanan. BPR menggabungkan strategi inovasi bisnis dengan strategi
perbaikan besar untuk proses bisnis sehingga perusahaan dapat menjadi lebih kuat dalam
berkompetisi.
Kendati demikian, rekayasa ulang proses bisnis juga memiliki resiko kegagalan dan efek
gangguan terhadap lingkungan organisasi. Merubah secara radikal suatu proses bisnis sehingga
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas yang mudah. Sebagai contoh, banyak
perusahaan memiliki perencanaan lintas-fungsi untuk pemanfaatan sumber daya perusahaan
(ERP) seperti perangkat lunak untuk rekayasa ulang, otomatisasi, dan pengintegrasian
manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumber daya manusia dalam proses bisnis. Meskipun
banyak perusahaan telah melaporkan keuntungan yang mengesankan dengan proyek rekayasa
ulang seperti ERP, banyak juga yang mengalami kegagalan ataupun tidak mencapai perbaikan
yang diinginkan.
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa pendekatan desain ulang organisasi adalah perlu
didukung dengan penggunaan teknologi informasi.
Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi memainkan peran utama dalam rekayasa ulang proses bisnis. Kecepatan,
kemampuan pengolahan informasi, dan konektivitas komputer serta teknologi internet secara
substansial dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis, serta komunikasi dan kolaborasi di antara
orang yang bertanggung jawab secara manajemen.
Menjadi Perusahaan Agile
Perusahaan perlu berubah dari lingkungan dengan kompetitif pasar produk massal dan layanan
yang standar, berumur jangka panjang, minim informasi, lambat dalam merespon perubahan,
menjadi perusahaan dengan kemapuan bersaing secara global dengan segmen pasar produk dan
jasa yang individual, jangka pendek, banyak informasi, dan mengikuti perubahan keinginan
pelanggan.
Agility dalam kinerja bisnis berarti kemampuan perusahaan untuk berkembang dengan
cepat, menyesuaikan diri secara terus menerus terhadap tuntutan kualitaspasar global yang terus
meningkat, optimalisasi kinerja,konfigurasi produk dan jasa yang sesuai dengan pelanggan.
Sebuah perusahaan yang tangkas/ lincah dapat membuat keuntungan di pasar dengan rentang
produk yang luas dan siklus model yang singkat, dan dapat mendukung kustomisasi massal
dengan menawarkan pemenuhan pesanan khusus dengan tetap mempertahankan volume
produksi yang tinggi.
Kelincahan perusahaan sangat tergantung pada teknologi internet untuk mengintegrasikan dan
mengelola bisnis mereka, dengan menyediakan kekuatan pemrosesan informasi untuk melayani
permintaan pelanggan dalam jumlah banyak secara individu.
Untuk menjadi perusahaan yang lincah, bisnis harus menggunakan empat strategi
dasar, yakni:
1. Bisnis harus memastikan bahwa pelanggan melihat produk atau jasa dari perusahaan
yang lincah/ tangkas sebagai solusi untuk masalah mereka. Dengan demikian, harga suatu
produk di dasarkan pada nilai solusinya, bukan biaya untuk menghasilkannya.
2. Perusahaan yang lincah/tangkas mengadakan kerjasama dengan pelanggan, pemasok,
perusahaan lain, dan bahkan dengan kompetitornya. Kerjasama ini memungkinkan
efektivitas dan efisiensi waktu untuk mendapatkan sumber daya.
3. Perusahaan yang lincah/ tangkas dapat tanggap terhadap perubahan dan menyukai
perubahan dan ketidakpastian. Hal ini dapat dicapai dengan struktur organisasi yang
fleksibel.
4. Perusahaan yang lincah/tangkas memanfaatkan pengetahuan karyawan yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata, dengan menjalin kewirausahaan, memberikan insentif atas
tanggung jawab karyawannya, kemampuan adaptasi, dan inovasi.
Membuat Perusahaan virtual
Di dalam dinamisitas lingkungan bisnis global saat ini, membuat perusahaan virtual merupakan
implementasi strategis dari teknologi informasi.Sebuah perusahaan virtual atau organisasi virtual
adalah sebuah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang,
organisasi, aset, dan ide-ide.
Perusahaan virtual mengembangkan aliansi jaringan extranet perusahaan dengan sistem
informasi pemasok, pelanggan, subkotraktor, dan bahkan pesaing. Hal ini akan meningkatkan
fleksibilitas dan kemampuan adaptasi untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang cepat berubah.
Membangun Managemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Perusahaan
Dalam perekonomian di mana segala sesuatunya adalah tidak pasti, sumber keunggulan utama
yang perlu dimiliki adalah keunggulan pengetahuan.Ketika pasar bergeser, teknologi
berkembang pesat, pesaing bertambah banyak, dan produk menjadi cepat usang dalam periode
singkat, perusahaan yang sukses adalah yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru,
menyebar luaskan ke seluruh organisasi, cepat mewujudkan produk dalam teknologi
baru.Kegiatan ini mendefinisikan "Know-How" perusahaan, inovasi dan pengetahuan inilah yang
merupakan kunci kelangsungan bisnis.
Keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan adalah :
1. Efisiensi tenaga kerja karena pekerjaan yang manual diotomatiskan.
2. Memperpendek rantai birokrasi dan waktu kerja sehingga berpengaruh pada penghematan
biaya.
3. Dengan tersedianya data dan informasi yang up to date maka pengambilan keputusan dapat
lebih cepat, sehingga menjadikan perusahaan lebih kompetitif terhadap pesaingnya.
4. Penghematan biaya pemasaran dan promosi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan,
karena menggunakan website perusahaan yang juga berfungsi sebagai online company profile
dan memperluas pangsa pasar.
5. Dengan penerapan teknologi informasi pada operasional perusahaan maka system dapat
terintegrasi di semua bagian sehingga dapat memudahkan arus informasi dan kecepatan respon
terhadap suatu masalah.
Jadi dengan pemanfaatan teknologi informasi maka akan memudahkan arus informasi
secara internal maupun eksternal perusahaan, meminimalkan resiko factor human error dan
efisiensi di segala bidang, tentunya hal ini akan berpengaruh pada margin keuntungan yang
didapat perusahaan secara akumulatif.
Selain itu peran teknologi IT dalam perusahaan adalah menciptakan value (nilai tambah)
bagi pelanggan perusahaan, dimana dengan penerapan IT maka layanan kepada pelanggan makin
cepat dan baik sehingga pelanggan puas dengan pelayanan yang diterimanya, hal itu dapat
menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia menjadi konsumennya untuk jangka
panjang. Loyalitas pelanggan merupakan hal yang didambakan oleh tiap perusahaan karena
mempengaruhi stabilitas income perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar